Kamis, 17 April 2014

Chapter 31

"Resign From ForeignKNIGHTs"



Berminggu-minggu sudah berlalu sejak hari itu, hari saat aku hunting satu party dengan deRseRbeL dan Nalila. Baik deRseRbeL atau pun Nalila tak pernah lagi kujumpai. Kegiatan berburuku kini lebih sering di Primvle Isle, terkadang dengan Aisha tapi lebih sering sendirian. Aku mulai kembali terbiasa menjalani segala aktivitasku sendirian. Kadang jika aku bosan hunting sendirian di Primvle Isle aku berjalan-jalan menyusuri jalan setapak yg selalu gelap dalam hutan Forest Of the Dead. Perjalananku biasanya berakhir dipuncak sebuah batu besar di salah satu lembah Forest of the Dead. Dari atas batu itu aku bisa melihat Rune Harbor dengan jelas. Tempat dimana dulu aku kerap kali hunting bersama teman wizard si lpopol. Terkadang aku iseng menyerang monster-monster disana, namun tak jarang pula aku hanya duduk diatas batu besar sambil memandang ke Rune Harbor saja. 

Tidak kupungkiri, terkadang rasa sepi kembali datang. Aku merasa kosong, walau tak jarang WalIyuLaH mengajak aku hunting di Cript of Disagre atau hanya sekedar ngobrol saja di kota Giran. Ternyata memang banyak yg memfavoritkan kota ini. Tak hanya aku dan teman-temanku, bahkan anggota-anggota clan lain seperti Athens dan clan RoyalFlush pun sering terlihat nongkrong disini. Yah mengingat clan RoyalFlush membuat aku teringat kembali pada satu kejadian yg tidak menyenangkan yg pernah kualami. Peristiwa yg membuat hubunganku dan df4e buyar. Walau demikian aku tidaklah memandang sebelah mata pada sebuah clan hanya karena perbuatan satu orang membernya padaku. Dan kebetulan juga WalIyuLaH terlihat sangat akrab dengan beberapa member clan RoyalFlush menjadikan aku tak begitu canggung pada mereka. 

Seperti hari ini aku tengah duduk bersebelahan dengan salah satu petinggi clan RoyalFlush, DukeHendra namanya. Dimataku, dia bukanlah orang yg banyak bicara, tapi bukan pula sosok yg membosankan. Duelist satu ini tampak sangat idealis dan ramah bahkan berkharisma. Sejak tadi DukeHendra tak bicara apapun begitu pula dengan aku. Dia tampak sedang asik dengan pikirannya sendiri. Sedangkan aku kini tengah menunggu WalIyuLaH, tapi jika dipikir-pikir kenapa pula aku menunggu Doombringer itu, toh dia tak menjanjikan akan menemuiku hari ini. Aku merasa bodoh, mungkin karena aku begitu merasa kosong sehingga tanpa alasan mengharapkan dia datang. Merasakan hal itu aku pun tersenyum sendiri mengingat betapa konyolnya harapanku.

"Ehem.. ehemm.. ada yg lagi senyum-senyum sendiri nih" Tiba-tiba DukeHendra menegurku

"Sialan, dia nyadar dan memperhatikan aku ternyata" Gerutuku dalam hati, sambil menoleh kikuk pada Duelist disebelahku ini.

"Lagi mikirin hal yg lucu ya cc?" Tanyanya lagi dengan ekspresi datar

"Yah anggap saja begitu kk" Jawabku santai

"Gk pergi hunting cc? Ntar Arcana Mace nya karatan loh kalau gk dipakai buat hunting atau minimal getok-getok kepala orang lah hehehe.." Ujar DukeHendra mengingatkan ku sambil terkekeh.

"Hehehe.. bisa aja nih kk Hendra becandanya" Jawabku sambil tersenyum "Lagi males aja, bosen hunting sendirian terus" Jawabku apa adanya.

"Kalau huntingnya sama DukeHendra masih bosan gk kira-kira?" Ujarnya sambil merubah posisi duduknya.

"Cuma berdua?" Tanyaku

"Yah gk juga sih aku pasti ngajak temen yg bisa nge-buff, kenapa?? risih ya kalau cuma berdua? atau justru seneng?? Hehehe.." Ujarnya lagi sambil tertawa geli

"Widiihh, gk gitu juga kali kk, yah kalau rame makin asik dong" Jawabku

"Iya, tapi experience makin seret kalau rame-rame hahaha.." Kali ini DukeHendra malah tertawa

"Iya juga sih" Ujarku sambil manggut-manggut

"So.. gimana?? mau gk?? Hunting di Giant's Cave bawah aja, dalem room gitu lebih mudah. Aku tinggal manggil temen buffer, kamu gk usah ikut mukulin monster, gk berdamage soalnya kalau magic disana, jadi duduk manis aja mandangin aku bunuh itu monster batu" Ujar DukeHendra seraya menepuk bahuku.

"Eh.. emang gk apa-apa kalau aku cuma nebeng doang gitu??? gk enak deh aku jadinya" Jawabku

"Ealah.. udah gk apa-apa, aku juga sama temen-temen yg lain biasa kyak gitu kok, santai aja lah, oke?" DukeHendra berusaha meyakinkan aku lagi.

"Hemmmm.. boleh deh dicoba dulu, kapan kk?" Tanyaku lagi

"Sekarang aja, mumpung temen bufferku lagi gk sibuk, barusan aku sudah mengiriminya surat, dia aku suruh tunggu di Giant's Cave yg diatas. Mending sekarang kita langsung jalan aja" Ujarnya sambil beranjak dari tempat duduknya. Dia mengenakan kembali dual sword nya yg menyala terang

Selanjutnya kami menuju kota Aden sebelum bertelepot ke Giant's Cave bagian atas. Dan tepat saat aku tiba di kota Aden tiba-tiba dihadapanku berdiri sosok Kamael yg beberapa saat lalu sempat aku harapkan kehadirannya. WalIyuLaH, ia kini berdiri tepat dihadapanku.

"Hallo cc Arisa" Sapanya ramah padaku

"Hai WalIyuLaH" Jawabku lirih

"Mau kemana?" Tanyanya padaku

"Ini diajak hunting sama kk DukeHendra di Giant's Cave" Jawabku sambil menunjuk ke arah DukeHendra

"Nah ajak aja dia sekalian cc" Ujar DukeHendra padaku

"Kamu mau ikut kami hunting?" Tanyaku pada WalIyuLaH

"Gak apa-apa nih emangnya kalau aku ikut?" Tanya WalIyuLaH pada DukeHendra

"Ya gk apa-apa lah, kamu hitter kan?? Nah itu lebih bagus" Jawab DukeHendra sambil tersenyum.

"Okelah kalau gitu, aku ikut" Lalu kami bertiga bergegas menuju Giant's Cave dimana teman Buffer DukeHendra sudah menunggu.

Selanjutnya kami menuju room yg dimaksud oleh DukeHendra dan mulai hunting, dan yang bisa aku lakukan dalam party hunting kali ini cuma membantu dengan mantra Battle Healku saja jika salah satu dari mereka mengalami luka yg cukup serius. Disela-sela hunting ini kami saling bercerita tentang clan masing-masing. Bagaimana serunya WalIyuLaH di clan TheLeague yg kerap berperang. DukeHendra yg merasa sangat enjoy di RoyalFlush. Dan aku yg selalu merasa kosong ditengah-tengah aktifitas member clan yg terlalu fokus leveling. Mendengar dari pengakuan ArRthas seminggu yg lalu bahwa kelak jika dia sudah mencapai level 83, dia akan menyusul teman-teman lainnya untuk bergabung dengan clan Mongol. Aku berkesimpulan bahwa tampaknya ForeignKNIGHTs menjadi sebuah tempat yg tepat bagi beberapa member clan Mongol yg ingin fokus leveling. Karena baik CrazYCroT ataupun Chaula sendiri sebelumnya bergabung dengan ForeignKNIGHTs sebelum bergabung dengan Clan Mongol.

Ditengah-tengah cerita tentang Clanku DukeHendra mengatakan opininya, dia mengatakan mungkin aku butuh suasana baru diluar Clanku sekarang. Tidak salah memang opini itu mengingat aku selalu merasa kosong dalam clan. Dengan tegas dia mengatakan bahwa terkadang ketika kita merasa kosong, besar kemungkinan kita sebenarnya merasa bosan, hanya saja tidak tahu ingin kemana. Dan dia juga menyarankan agar aku mencoba melihat dunia luar. Melihat, mengamati, dan belajar hal-hal baru yg mungkin akan jadi pengalaman penting dalam hidupku. 

Aku sempat bertanya pada mereka, apakah aku perlu keluar dulu dari clan ku saat ini. DukeHendra mengatakan tidak harus meninggalkan clan yg sekarang untuk melihat dunia luar, cukup perbanyak teman dan tingkatkan keberanian. Coba datangi tempat-tempat hunting lainnya yg mungkin lebih menantang. Sedangkan WalIyuLaH malah memberikan jawaban yg menurutku mustahil, mengingat saat ini aku baru level 79. Dia malah mengajakku bergabung dengannya di clan TheLeague. Yah walaupun aku hanya menganggapnya bercanda, tapi WalIyuLaH terlihat antusias banget menceritakan clannya yg keliatannya seru sekali.

Tanpa terasa entah sudah berapa lama kami hunting, experience yg kuperoleh pun lumayan banyak. Saat seperti ini yg aku sukai, hunting berjam-jam tapi tidak merasa jenuh. Hingga tak lama kemudian tiba-tiba kami mendengar suara langkah berderap cepat, WalIyuLaH langsung terdiam beberapa saat lalu mengingatkan kami agar tetap waspada. Karena ia merasa ada tanda-tanda musuh sedang mengarah kemari. Dia mengatakan agar kami tetap hunting saja dan tak perlu membelanya jika tiba-tiba ia diserang. Aku sempat mengusulkan agar dia sebaiknya kembali kekota dulu saja, jika suasana sudah aman baru dia kembali lagi kemari. Namun dia menggeleng, dia mengatakan kabur bukanlah solusi. Lebih baik menghadapi musuh yg mendekat dari pada lari karena takut terluka. Sekalipun terluka hingga tak sadarkan diri itu lebih bermartabat dari pada harus lari seperti pengecut. Mendengar WalIyuLaH berkata seperti itu, aku dan DukeHendra tak bisa berkata-kata lagi.

Dan benar saja, tak lama kemudian aku melihat 4 orang anggota clan SesameHill sudah berdiri diambang pintu room tempat kami hunting. Sebelum baku hantam terjadi, sekali lagi WalIyuLaH mengingatkan kami agar tak perlu membelanya. Gema suara hantaman pedang yg saling beradu amat memekakan telinga. Namun pertarungan tak berlangsung lama ditempat ini. Aku melihat WalIyuLaH berusaha menuntun musuh-musuhnya keluar dari room kami, entah kearah mana. Sempat aku berniat menyusul, namun dilarang oleh DukeHendra. Dia mengatakan terlalu berbahaya bagi ku, selain dia harus membela dirinya sendiri, dia akan kerepotan melindungiku jika aku menyusulnya. Dan akhirnya kami pun melanjutkan hunting tanpa WalIyuLah.

DukeHendra menasehatiku, jika kelak aku bergabung denga clan besar yg berstatus perang, maka aku harus siap dengan segala resikonya. Siap dari sisi finansial, siap dari sisi mental dan pengetahuan serta skill. Karena tidak semua clan bisa memberikan rasa aman dan nyaman seperti yg kita inginkan. Setelah satu jam berlalu kami menunggu, WalIyuLaH tak kunjung kembali. Dan akhirnya kami memutuskan untuk mengakhiri hunting hari ini, persediaan soulshot DukeHendra juga sudah semakin menipis. Dan hari sudah mulai gelap ketika kami kembali ke kota Aden lalu kami berpisah. 

Dalam diam aku memikirkan masukan dan saran dari DukeHendra dan WalIyuLaH tadi. Yah walaupun aku tak harus mengundurkan diri dari ForeignKNIGHTs tapi rasanya aku akan merasa kurang bebas melakukan hal-hal yg aku lakukan diluar sana. 

Hingga 2 pekan kemudian aku meyakinkan hatiku untuk mengundurkan diri dari ForeignKNIGHTs. Sepi yg kudapati ketika aku menginjakkan kaki di clan hall ForeignKNIGHTs dihari terakhir ini, seperti biasanya penghuninya pasti sedang asik hunting entah dimana. Dalam gamang aku sempat ingin membatalkan niatku untuk mengundurkan diri dari clan ini. Tadinya aku berharap menjumpai seseorang atau siapa saja member yg muncul di clan hall ini untuk sekedar mengucapkan salam perpisahan. Tapi ternyata tak ada siapapun. Hanya Bianca saja yg terlihat terkantuk-kantuk didekat pintu. 

Lalu tanpa bicara apapun aku melepaskan lencana clan yg kupakai selama ini lalu meraih tangan Bianca dan meletakkan lencana itu disana. Bianca tampak terkejut sesaat, namun setelah itu dia tersenyum. Tampaknya hal ini bukan hal yg baru baginya, ku ucapkan selamat tinggal pada Bianca dan Darion lalu aku melangkah pergi. Aku ingin menuju sebuah kota yg rasanya cukup tenang untuk aku datangi saat ini.

Heine...


                                                                                           
* to be continue *

Sabtu, 04 Januari 2014

Chapter 30

"Question Mark"


Aku terbangun oleh suara ketukan pintu yg amat keras, terdengar suara gaduh diluar. Dengan malas aku pun bangkit dan menghampiri Bianca si pelayan lalu menanyakan apa yg sedang terjadi diluar, namun Bianca hanya menggelengkan kepala seraya mengangkat bahu, menandakan ia pun tak tahu. Akhirnya kuputuskan membuka pintu sendiri lalu melihat ada keributan apa diluar. Begitu pintu terbuka aku mendapati lpopol yg tengah beradu mulut dengan Darion si penjaga clan hall. Tanpa membuang waktu akhirnya aku mencoba menghampiri mereka.

“Hei ada apa ini, pagi-pagi kok sudah ribut-ribut?” Ujarku menengahi mereka

“Maaf nona, ini ada yg memaksa ingin masuk clan hall sejak semalam, tapi saya tak mengizinkan karena dia tidak bisa menunjukan identitas kalau dia member di clan ini” Ujar Darion menjelaskan dengan sopan

“Ah kau kan sudah tahu kalau aku juga bagian dari clan ini, hanya saja aku sedang tidak bergabung resmi” Jawab lpopol tak mau kalah

“Maaf tuan, saya hanya melakukan tugas, jadi saya tidak bisa memberi izin masuk sebelum ada konfirmasi atau persetujuan dari member clan” Ujar Darion lagi

“Aduh sudah-sudah, maaf Darion dia tamuku, jadi aku minta izinkan dia masuk” Ujarku pada Darion

“Baik nona. Silahkan masuk tuan” Darion akhirnya mengizinkan lpopol masuk bersamaku

“Eh tunggu dulu, jika tidak keberatan bagaimana kalau kita ngobrol-ngobrol di tempat favoritmu saja?? Sudah lama gk ngobrol, ayo temani aku dulu mumpung lagi break hunting ini. Gk lama kok paling 1 atau 2 jam saja” Ajak lpopol padaku sambil memegangi lenganku

“Hemmmm… oke deh, yuk” Jawabku tanpa pikir panjang

Kemudian kami langsung menuju tempat yg di maksud cowok elf ini. Namun saat mendekati tempat yg dimaksud, langkahku terhenti. Aku melihat seseorang sedang duduk ditempat aku biasa nongkrong. Dia WalIyuLaH tampak tengah asik mengobrol dengan teman-temannya.

“Waduh, sepertinya tongkronganku lagi rame tuh, ngobrol di tempat lain aja yuk. Ke Heine atau Aden saja sambil berkeliling” Ujarku memberi usul

“Oke deh, mungkin ke kota Aden saja kali ya?!” Jawab lpopol sambil tersenyum, kemudian kami langsung menghampiri gatekeeper.

Sesaat sebelum aku ditelepotkan ke kota Aden oleh gatekeeper sekali lagi aku menoleh kearah WalIyuLaH yg rupanya juga tengah menatapku, lalu ia tersenyum kepadaku.

Setiba dikota Aden aku dan lpopol berkeliling sambil melihat-lihat orang yg sedang berdagang. Kota ini benar-benar kota Metropolitan yg tak pernah tidur, dapat dikatakan kota Aden-lah pusat perekenomian yg paling maju saat ini. Ada juga perdagangan dikota lain seperti Giran dan Goddart namun tidaklah seramai kota Aden.

Satu jam berlalu, lpopol bercerita tentang beberapa kesulitannya saat hunting. Aku juga tak lupa bercerita tentang peristiwa di Varka tempo hari, juga bagaimana aku terkapar tak sadarkan diri diclan hall selama beberapa hari, serta bercerita tentang CrazYCroT yg memberiku hadiah satu set +4 Dinasty Robe lengkap dengan sigilnya. Mendengar ceritaku lpopol jadi makin kagum pada CrazYCroT. Dia mengatakan bahwa Doombringer itu memang sosok yg amat perhatian pada teman-temannya. Bahkan lpopol, LiSyaoran dan Khodomo juga tak luput dari perhatiannya, dia memang senang membantu teman. lpopol dan saudara-saudaranya juga pernah didanai equipmentnya oleh CrazYCroT tanpa keraguan sedikitpun. Dari situ aku menilai sepertinya CrazYCroT memang orang yg ringan tangan dalam membantu teman.

Hari mulai beranjak siang, walau langit tampak sedikit mendung ketika lpopol menyudahi obrolan kami. Katanya dia masih ada urusan lain lagi sebelum kembali bersiap hunting. Kami berpisah didekat gatekeeper kota Aden setelah lpopol pamit pergi. Kemudian aku beranjak kembali melihat-lihat pedagang yg sibuk berdagang. Saat aku menuruni tangga, aku melihat seorang pedagang yg memajang dagangan ditokonya dekat pojok tangga bagian bawah, tak jauh dari gedung Warehouse. Karena penasaran aku pun menghampiri pedagang tersebut dan melihat barang yg ia pajang.

Begitu mendekat aku melihat dengan jelas barang yg dijual, yaitu sebuah Arcana Mace tanpa enchant dengan element earth dan label harga sebesar 125.000.000,- adena. Aku terdiam sejenak dihadapan toko, sambil berfikir, label yg tertera menunjukan bahwa si penjual tidak melayani tawar menawar alias harga pas. Arcana Mace adalah weapon grade S 76 yg sesuai untuk profesiku. Sebenarnya aku memiliki cukup adena untuk membeli barang yg terpajang dihadapanku ini. Tapi yg membuatku harus berfikir lagi adalah elemen yg melekat pada weapon ini adalah earth, sedangkan elemen dasarku yg berprofesi sebagai Archmage adalah elemen fire.

Karena merasa kurang yakin akhirnya aku berlalu dari toko tersebut melanjutkan niatku ke gedung Warehouse. Setiba di depan petugas Warehouse aku menyerahkan beberapa barang yg ingin aku simpan, yah sekedar mengurangi isi inventory yg makin berat.

Setelah keluar dari gedung Warehouse aku berpapasan dengan seorang Orc yang memakai lencana clan TheLeague yg tak asing dimataku. Aku teringat deRseRbeL, orc yg dulu memberiku Formal Wear. Sesaat kami sama-sama terdiam, sepertinya orc yg telah memakai Destino heavy ini tengah berusaha mengenaliku sambil mendekat. Aku diam saja sampai akhirnya dia menyapaku.

“Hai cc, cc Arisa kan ya?” Sapanya padaku

“Hemmm, hai juga.. iya benar aku Arisa. Kamu deRseRbeL kan ya?” Ujarku meyakinkan lagi

“Iya cc, wah sudah lama ya gk ketemu” Jawabnya “mau shopping ya cc?” Ujarnya bertanya

“Ah gk, tadi cuma habis jalan-jalan saja sama teman” Jawabku

“Oh begitu, nah temannya kemana?? Kok sendiri saja? Sama cc Lena ya?” Lanjutnya bertanya

“Bukan sama Lena, tapi sama temen satu clan dulu, dia sudah pergi ada keperluan lain katanya” Ujarku menjelaskan

“Hemmm.. ya ya ya, lalu sekarang mau kemana?” Tanyanya lagi

“Belum tahu mau kemana, kau sendiri mau kemana?” Ujarku balik bertanya

“Mau pergi hunting, cc mau ikut?” Ajaknya tiba-tiba

“Wew.. hunting dimana emangnya?” Tanyaku padanya

“Di Schuttgard territory, tepatnya di Crypt of Disagree” Jawabnya menyebutkan lokasi

“Hah, dimana tuh?? Sepertinya baru denger” Ujarku

“Hahahaha… ya iyalah, disana tempat hunting untuk class fighter cc, yg mystic paling hanya buat support saja, sama kyak di Giant’s Cave lah, tapi bedanya Crypt of Disagree itu dihutan, ada beberapa kuburan tua berbentuk piramida juga disana” Ujar deRseRbeL menjelaskan.

“Owh.. gitu, sepertinya menarik” Gumamku pelan

“Jadi mau ikutan?” Tanya deRseRbeL lagi

“Boleh deh, eh tapi sepertinya aku mau beli weapon dulu deh” Ujarku padanya

Kemudian aku bergegas menuju toko penjual Arcana Mace tadi, dan disana masih terpajang weapon yg kumaksud. deRseRbeL juga ikut menghampiri toko yg ada dihadapanku saat ini

“Wah Arcana Mace, emang cocok sih buat profesi seperti cc, lagi pula harganya lumayan miring tuh” Ujar deRseRbeL setelah ia melihat label harga

“Oh begitu ya, tapi lihat elemennya earth, elemen dasarku kan fire” Ujarku menjelaskan

“Ah itu bisa diganti kok cc, nanti aku beritahu caranya” Kata deRseRbeL

“Baiklah kalau begitu” Ujarku

“Kemudian aku membeli Arcana Mace tersebut, setelah itu deRseRbeL mengajakku menemui Master Yang (saudara master Yin di Kota Rune Township) dikota Aden ini, disana elemen earth yg melekat pada weapon ini dihilangkan, setelah itu derseRbeL memberiku beberapa buah fire stone dan fire crystal untuk diisikan kedalam weapon ini.

Setelah itu kami segera menuju kota Schuttgard. Di Schuttgard tampak seorang wanita human sepertiku telah menunggu, dia seorang Hierophant dan memperkenalkan diri dengan nama Nalila. Sesaat aku mengamati wanita yang memakai Dark Crystal Robe  yang saat ini tengah bersama kami. Aku merasa seperti mengenali lencana clan yang ia gunakan. Namun aku tak berhasil mengingatnya apa nama clan yang memiliki logo yang didominasi warna merah tersebut. Kemudian deRseRbeL langsung mengajak kami ke Cript of Disagre. Dihutan ini lumayan banyak orang yg hunting, sampai-sampai kami nyaris saja tak dapat tempat. Ketika hunting kami bertiga tak banyak bicara, hanya sesekali saja saling mengingatkan.

Entah kenapa tiba-tiba aku teringat WalIyuLaH, kupikir kamael itu cukup menarik, walau terlihat  cukup misterius, tapi dia juga humoris. Tadinya aku ingin bertanya pada deRseRbeL apakah dia mengenal WalIyuLaH, tapi ku urungkan keinginan itu melihat situasi yang dingin karena saling diam. Setelah satu jam berlalu kami cuma hunting tanpa ada acara ngobrol-ngobrol sekedar untuk menghangatkan suasana. Nalila yang kulihat tampak sudah profesional dalam hunting ini, tanpa di minta dia dengan cekatan membaca mantra-mantranya sebelum buff kami benar-benar menghilang. Juga tak perlu berteriak minta di heal ketika kami terluka terkena sabetan pedang-pedang monster disini. Dia benar-benar seperti robot. Akhirnya aku mulai bosan, dan entah kenapa secara diam-diam aku berharap WalIyuLaH muncul disini, agar aku punya alasan untuk mengundurkan diri dari party hunting yang membosankan ini.

Nyaris dua jam berlalu, ketika tiba-tiba deRseRbeL terdiam. Aku sempat menyapa menanyakan apakah dia baik-baik saja atau kelelahan. Namun ia tetap diam, wajahnya tampak menegang. Begitu pula Nalila yang terlihat terkejut setelah deRseRbeL membisikkan sesuatu padanya. Tak lama kemudian Nalila escape entah kemana. Sedangkan deRseRbeL berjalan lesu kebawah sebatang pohon pinus kemudian duduk. Aku pun menghampirinya, lalu menanyakan kemana perginya Nalila, namun dia tak menjawab. Aku merasa ada yang tidak beres dengan mereka berdua, mungkin saja mereka bertengkar.

  
Setelah beberapa kali berusaha mengajak deRseRbeL bicara dan tidak berhasil, akhirnya aku menyerah. Walaupu aku tak mengerti apa yang sedang terjadi, tapi aku merasa sepertinya Titan ini butuh waktu untuk sendiri, aku pun memutuskan untuk pergi. Setelah pamit padanya aku pun segera berdiri membelakanginya lalu mengambil selembar scrol escape clan hall dari dalam tasku. Sebelum aku menarik simpul scrol ditanganku, sekali lagi aku menatap Orc dibelakangku ini. Dan…. Aku tak melihat siapa pun, dia menghilang, aku mengedarkan pandangan disekitarku, tak ada tanda-tanda atau jejak apapun yang ditinggalkan deRseRbeL, sungguh aneh. 

Kemudian aku tersentak, tiba-tiba terlintas dikepalaku bentuk dan warna lencana clan yang dipakai Nalila tadi, itu lencana clan SesameHill, aku yakin sekali. Dan aku menyadari satu hal, bahwa TheLeague dan SesameHill adalah dua clan yang saat ini telah mengumumkan perang. Dan barusan aku 1 party dan hunting bersama mereka? Mereka dalam status war tapi nekat hunting bersama? bulu kudukku merinding. Tak ingin berlama-lama lagi memikirkan hal yang makin aneh ini, aku pun langsung menarik simpul yang mengikat scrol escape clan hall yang kupegang. Tiga detik sebelum pandanganku gelap, aku melihat sosok Kamael sedang berlari pelan ke arahku. Dan aku mengenali sosok itu. Dia………

“WalIyuLah!!!” Desisku tertahan

To be Continue

Kamis, 10 Oktober 2013

Chapter 29

"Doombringer From TheLeague" 




Sebuah pulau yg terpisah dari wilayah kota besar Rune Township, Primvle Isle, ya disinilah aku sekarang berada. Berdiri di tengah hamparan pasir putih di pantai yg indah disertai hembusan angin yg lembut dan pemandangan laut yg tenang. Aku sudah memberi tahu Aisha bahwa aku sudah menunggunya di dermaga ini, untuk menyusul Aisha sendirian kedalam sana aku belum mendapat izin darinya. Alasannya karena monster spesies Dinosaurus disini sangat agresif. Jadi aku didermaga saja menunggu Aisha menjemputku.

Lima menit berlalu namun Aisha belum terlihat muncul juga, kemudian aku berjalan mengitari tempat ini, aku melihat ada sebuah mulut goa yg besar tak jauh dari gatekeeper. Penasaran aku mencoba masuk berjalan pelan menyusuri rongga goa yg gelap dan dingin. Baru saja aku melangkahkan kaki pada belokan pertama, aku mendengar suara langkah berlari mendekat. Suara langkah terdengar jelas dalam goa, aku pun memutuskan kembali keluar saja. Saat aku memutar langkah aku mendapati Aisha melangkah kearahku.

“Heim au kemana kamu?” Tanya Aisha tanpa basa basi

“Eh, aku hanya jalan-jalan saja, soalnya tadi aku menunggumu lama gk muncul” Jawabku

“Ayo ikut aku, lokasi huntingku bukan lewat sini, lagi pula monster didalam sana levelnya lebih tinggi dan lebih galak, belom cukup level kita hunting disana” Ujar Aisha menjelaskan

“Owh begitu, oke aku mengerti” Jawabku sambil tersenyum

Kemudian kami berdua bergegas keluar dari goa, setiba diluar aku melihat human fighter laki-laki yg bersama Aisha dua minggu yg lalu menoleh pada kami. Dia tersenyum lalu menghampiri kami.

“Hai… Sudah siap berburu?” Tanyanya pada kami

“Pasti dong, oh iya aku lupa memperkenalkanmu pada Arisa. Arisa ini ArRthas,” Ujar Aisha memperkenalkan human laki-laki ini padaku

“Namaku ArRthas, profesiku Phoenix Knight” Ujar ArRthas memperkenalkan diri padaku

“Oh iya, namaku AriSaFusChiDa panggil Arisa saja, profesiku Archmage” Balasku sambil sedikit membungkuk memberi salam.

“Ahahaha.. iya aku sudah tahu dari Aisha” Jawabnya sambil tertawa pelan

“Oh begitu ya” Jawabku

“Dah yuk kita masuk kedalam, ArRthas tolong di cover ya Arisa soalnya kan dia baru pertama kali hunting disini” Ujar Aisha memberi komando pada ArRthas

“Oke sayang, trust me” Jawab ArRthas sambil mengerlingkan mata pada Aisha

“Huuuu… jangan pakai sayang-sayangan disini deh, malu sama Arisa” Aisha tampak salah tingkah

“Eheemmm.. Jadi kalian pacaran nih?” Tanyaku curiga

“Ehehehe.. menurutmu?” Ujar ArRthas yg tersenyum dengan ekspresi malu-malu. Mereka berdua terlihat salah tingkah dan saling lirik. Melihat hal ini rasanya aku tak tahan untuk tidak tertawa, lucu sekali mereka.

“Ahahahahaha.. ya ya ya aku paham, aduh jadi gk enak nih mengganggu kencan kalian hehehe” Ujarku sambil tertawa.

“Eeehh gk segitunya juga kali Sa, udah santai aja. Kami gk masalah kok ada kamu, makanya aku udah ngajak dari kemarin-kemarin” Ujar Aisha meyakinkan aku.

“Yg bener nih?” Tanyaku sekali lagi

“Iya Sa, gk apa-apa kok” Lanjut ArRthas juga ikut meyakinkan
“Baiklah kalau begitu, ayuk jalan” Ajak ku pada mereka

Lalu kami mulai masuk kedalam pulau, aku berjalan dibelakang ArRthas, melihat monster didalam pulau ini aku pikir mereka bukanlah spesies yg ganas, malah terlihat lucu menurutku. Kalau dijadikan peliharaan pasti keren. Ada Wind Strider yg besar, ada monster dengan tampang lucu berwarna coklat dan berleher panjang berlarian berkelompok juga ada yg seperti anak Dinosaurus yg imut juga berlarian berkelompok. Diantara tiga jenis, yg paling agresif adalah jenis strider, sedangkan dua jenis yg lain tidak akan terusik jika tidak diserang lebih dulu. Ada pula satu jenis Elrokian yg hanya duduk diam dalam lingkaran kulit kayu dan batu. Elrokian ini cenderung pasif, dia hanya menyerang jika kami terlalu berisik. Namun hal yg menyenangkan menurutku disini semua monster lemah terhadap serangan magic, namun kuat terhadap serangan fisik. Memang benar-benar tempat hunting yg tepat buat magician.

Hari sudah mulai gelap kala kami mengakhiri perburuan hari ini, lumayan experience yg kudapat hari ini. Sepulang dari tempat hunting aku memilih beristirahat di kota Giran, bersantai sejenak di teras temple sambil ngobrol dan bercanda dengan Cmah dan beberapa member dari clan RoyalFlush yg aku lupa menanyakan namanya. Ditengah seru-serunya ngobrol, kembali aku memergoki sepasang mata yg tengah memandangiku dengan tatapan yg tak dapat ku mengerti. Ya lagi-lagi Doombringer kemarin tampak sedang mengamatiku, kali ini mata kami sempat beradu beberapa saat hingga Cmah menegurku pelan.

“Eh cc kok bengong?” Ujar Cmah sambil menepuk pundakku. Aku pun reflek mengalihkan pandanganku kearah Cmah, begitu pula si kamael tadi kulihat sekilas dia juga mengalihkan pandangannya kearah yg lain, lalu melangkah mendekati seorang kamael laki-laki lain dan mulai bicara.

“Ah gk kok, eh ya cc Cmah kenal gk sama kamael itu?” Bisikku pada Cmah sambil melirik kea rah kamael tadi. Kemudian Cmah melirik kearah yg aku maksud

“Wah kurang tau cc, sering liat sih tapi gk tau dia siapa, mungkin Calivso atau Ascleopus kenal kali ya, kan lencana clannya sama tuh” Ujar Cmah pelan. “Emangnya kenapa cc?” Tanyanya kemudian dengan suara berbisik juga.

“Gk apa-apa sih, cuma dari kemarin itu kamael ngeliatin aku-nya gimana gitu, aneh rasanya. Yah takutnya aja kalau-kalau dia punya niat gk baik sama aku, tatapannya misterius banget soalnya” Ceritaku masih dengan suara yg agak berbisik

“Wew… emang cc punya musuh ya?” Tanya Cmah
“Enggak, tapi sepertinya ada sih yg menganggap aku ini musuhnya” Jawabku jujur.

“Walaahh,,, kalau begitu hati-hati aja cc, tapi jangan cepat berprasangka buruk juga sama orang lain, mungkin memang cara dia mandang orang seperti itu, tau sendiri kan ras kamael emang tampangnya seperti itu, belum tentu mereka jahat” Ujar Cmah berargumen

“Iya bener juga sih, tapi yah kalau dipandangi seperti itu sama orang yg gk dikenal kan rasanya aneh” Aku kembali bicara dengan suara normal

“Tapi kalau sudah berkenalan jadi gk aneh lagi kan?” Tiba-tiba ada suara lantang yg ikut nimbrung pembicaraanku dan Cmah dari arah belakang kami. Dan astagaaa..! Kamael itu yg bicara rupanya, dia mulai mendekat dan tanpa permisi langsung duduk disebelahku.

Aku yg masih terkejut hanya bengong saja saat kamael ini duduk disebelahku. Aku dan Cmah hanya saling pandang sama-sama tak mengerti. Kemudian kamael ini berdiri lagi dan bersikap memberi hormat pada kami.

“Kenalin namaku WalIyuLaH, aku seekor Doombringer hehehehe…” Ujarnya memperkenalkan diri sambil tersenyum ramah. Ekspresi aneh yg sempat ia perlihatkan padaku kemarin dan barusan seketika menghilang.

“Hai juga kk, namaku Cmah si Maestro” Balas Cmah sambil melambakan tangannya, bisa ngelawak juga nih om Doombringer” Lanjut Cmah

“Hehehe… Bercanda sedikit kan boleh. Kalau cc human ini namanya siapa?” Tanya WalIyuLaH seraya membungkuk sambil menatapku dengan senyuman khas kamaelnya.

“Aku AriSaFusChiDa, Archmage” Jawabku singkat.

“Owh Archmage, tadinya kupikir cc ini Hierophant” Lanjut WalIyuLah sambil kembali duduk disebelahku.

“Pasti karena gk bener-bener perhatiin armornya yah?? Udah jelas Hierophant sama Archmage itu kalau pakai Dinasty Robe bentuk bagian bahu kirinya beda” Ujar Cmah menjelaskan.
“Oh begitu ya cc, maklumlah aku ini kurang bukan pemerhati jenis armor. Masih tergolong awam sih, beda sama yg profesi Maestro seperti cc, pasti ngerti banget” Jawab WalIyuLaH

“Hehehe… Ya lumayan lah paham, masih perlu banyak belajar juga sih” Ujar Cmah sambil tersenyum

“Eh cc AriSaFusChiDa kok diam saja?” Tanya WalIyuLaH padaku

“Hemmm.. Panggil Arisa saja” Jawabku pelan “Oh ya kk dari clan TheLeague kan ya?” Lanjutku sambil melirik lencana clan yg ia gunakan.

“Ah iya, aku member clan TheLeague, kenapa cc??? berminat gabung?” Tanyanya

“Wew… bukan begitu, cuma memastikan siapa tahu aku salah lihat gambar lencana” Jawabku santai

“Owh begitu, apa ada kenalan lain di clanku?” Tanyanya lagi

Aku melirik Cmah sesaat,,,

“Ada sih beberapa orang, mungkin kk kenal sama Calivso, Radit, Ascleopus dan Verox?” Ujarku balik bertanya

“Ya kenal lah sama mereka, yah walaupun gk dekat-dekat banget” Jawab WalIyuLaH penuh antusias “Cc kenal dekat ya sama mereka? Kalau kenal dekat kenapa gk ikut bergabung di clan TheLeague saja? Biar bisa leveling bareng-bareng” Ujarnya lagi.

“Walaahh, bukannya gimana sih sekarang aku kan sudah bergabung dengan clan lain kk. Lagi pula masih level segini gak pede lah masuk clan sebesar itu” Jawabku sambil merubah posisi dudukku.

“Halaahh iya juga sih, masih level segini kalau kena sweeping pas hunting ya repot juga ya, apa lagi kalau huntingnya hanya sendirian” WalIyuLaH terlihat seolah-olah sedang bicara dengan dirinya sendiri.

Malam semakin larut, kami semakin asik mengobrol, mulai dari ngobrol soal perang, enchant weapon dan skill juga bercerita seputar clan masing-masing. Tanpa terasa waktu sudah dini hari, akhirnya kami menyudahi obrolan malam ini lalu kembali ketempat masing-masing. Namun sebelum bubar, WalIyuLaH sempat menawariku hunting bareng di Giant’s Cave kapan-kapan. Aku hanya mengangguk saja, namun tak bisa memberikan kepastian kapan bisa hunting bareng.

Di dalam clan hall aku kembali mengingat sikapku tadi, betapa piciknya aku menilai seseorang yg belum aku kenal, hanya karena ia memandangiku dengan tatapan yg tak bisa dimengerti. Dan rupanya ia hanya ingin berteman. Aku menertawakan diriku serta malu pada diriku sendiri juga karena berfikir sedangkal itu. Padahal tampaknya WalIyuLaH adalah sosok yg cukup humoris.

Tanpa terasa akhirnya aku terlelap perlahan, tapi rasanya hanya sekejap. Karena tiba-tiba aku dibangunkan oleh suara ketukan pintu yg cukup keras. Karena masih mengantuk aku acuhkan saja suara itu. Aku pikir itu pasti bukan member clan, jika ia member clan ini, ia tak perlu repot-repot mengetuk pintu segala, karena Darion pasti dengan senang hati mau membukakan pintu. Lalu aku kembali terlelap, dan dalam lelap aku melihat bayangan seorang Doombringer, tapi hanya sekelebat saja kemudian bayangan itu menghilang.



*to be continue* 

Senin, 30 September 2013

Chapter 28

" A Surprise Gift "


Saat membuka mata, kudapati tubuhku tergolek lemah disudut Clan Hall ForeignKNIGHTs, tak jauh dariku kulihat sesosok Dark Elf wanita dan seorang human laki-laki sedang berbicara. Aku berusaha bangun perlahan, walau kepalaku masih terasa sakit. Saat aku mencoba bangun si laki-laki human menoleh kearahku, lalu dengan sigap membantu tubuhku duduk dan bersandar dengan benar.

"Ah kau sudah sadar, syukurlah" Ujar Dark Elf wanita yg tak lain adalah Aisha

Aku hanya mengangguk sambil tersenyum tipis, kepalaku masih terasa berat sekali.

"Sebaiknya kamu banyak-banyak istirahat dulu biar cepat pulih" Human laki-laki yg tampak gagah menggunakan satu set destino heavy beserta shieldnya itu berdiri disamping Aisha juga ikut menimpali, mengingatkan aku agar bisa cepat pulih.

"Iya, terima kasih" Jawabku pelan

"Gimana ceritanya kamu bisa terluka separah ini Sa?" Tanya Aisha

"Heemmhh... ini gk sengaja kok" Jawabku tenang

"Gk sengaja gimana?? Kata Elf yg mengantarmu, kalian dari Varka saat disana sedang terjadi perang besar" Aisha semakin memberondongiku dengan pertanyaan.

"Aisha, cukup!!! Jangan dipaksa cerita dulu, kasihan dia masih belum pulih, nanti saja ditanya-tanya biar dia istirahat total dulu" Ujar Human laki-laki tadi mengingatkan Aisha

"Uhhh... iya maaf Arisa, aku hanya khawatir clan kita akan di incar oleh clan-clan gila perang itu kalau kita ikut campur masalah mereka" Ujar Aisha dengan nada khawatir

"Tidak akan, aku jamin itu" Jawabku singkat

"Baiklah kalau begitu, kamu pulihkan dulu kondisimu. Kami ingin pergi hunting, mungkin hingga beberapa hari di Primvle Isle, jika kamu mau ikut susul saja ya lewat kota Rune Township". Aisha sudah mencapai Level 80, Primvle Isle tampaknya adalah tempat yg tepat untuk hunting bagi seorang yg mengambil profesi Storm Screamer sepertinya.

"Iya, terima kasih tawarannya, lain waktu aku menyusul. Kalian hati-hati ya" Jawabku sambil tersenyum.

                                                                 * * *
Dua minggu berlalu sejak peristiwa di Varka Silenos Stronghold terjadi, kini kondisiku sudah benar-benar pulih. Rencananya hari ini aku ingin menyusul Aisha ke Primvle Isle setelah seminggu yg lalu untuk yg kedua kalinya dia mengajakku hunting disana. Baru saja aku ingin menuju Grocery untuk membeli beberapa botol potion, aku melihat seorang Doombringer berjalan tergesa-gesa kearahku. Dia CrazYCroT, di kejauhan aku dapat melihat dia tersenyum tipis, senyuman khas seorang Kamael.

"Hallo nona Arisa, apa kabarmu?" Sapanya hangat padaku, tak ada sedikitpun bekas luka ditubuhnya, padahal dua minggu yg lalu aku melihatnya nyaris sekarat penuh luka di medan perang, yg membuatku nekat membacakan mantra Batle healku padanya, hal itu juga yg membuatku jadi terkapar beberapa hari.

"Hai, aku baik-baik saja, seperti yg kau lihat" Jawabku sambil tersenyum

"Heemmmm... lumayan cepat juga ya kamu pulih, padahal sehari setelah perang itu aku masih melihatmu terbaring tak sadarkan diri di Clan Hall" CrazYCroT bicara sambil berjalan pelan mengitariku sambil sesekali memperhatikan beberapa bagian tubuhku.

"Heh mahluk bersayap satu, jangan pandangi aku seperti itu, aku tak suka!!!" Ujarku dengan nada tinggi, aku merasa risih dipandangi seperti itu.

"Owhh.. Maaf neng, aku gk bermaksud membuatmu tak nyaman. Aku hanya memastikan kau benar-benar pulih, jika tidak aku akan sangat menyesal membiarkanmu bertindak konyol dan ceroboh seperti saat perang kemarin" Jawab CrazYCroT dengan tatapan tajam

"Hahahahaha... Gk perlu sekhawatir itulah, ini kan kau bisa lihat aku sudah sehat, sudah bisa lari-larian malahan" Ujarku sambil tertawa "Nah kau sendiri bagaimana??? sepertinya gk ada bekas luka sama sekali ya?" Tanyaku ingin tahu, sambil meneruskan langkah menuju teras temple kota Giran.

"Heh... siapa bilang gk ada?? Hari itu setelah perang usai aku langsung mencarimu ke Clan Hall ForeignKNIGHTs, aku melihatmu tergeletak disana. Luka-lukaku yg tadinya tak seberapa, jadi terasa makin parah ketika aku tiba di sana. Ini kelihatannya saja aku sehat, padahal sakitnya masih terasa sampai sekarang" Ujarnya dengan pandangan kosong.

"Hah...?? yg benar??? Apa bagian tubuh dalammu terluka parah?? aduh maafkan aku ya tak bisa berbuat banyak" Jawabku penuh rasa sesal

"Iya, benar... bagian dalam tubuhku yg terluka parah, disini" Ujarnya seraya menunjuk dadanya bagian kiri "Ini sakit sekali sa, saat aku melihatmu tak bergerak sama sekali" Lanjutnya sambil menatapku dalam.

Aku benar-benar shock, berbagai pemikiran muncul dikepalaku. Apa maksudnya dia berkata demikian, kenapa  harus bicara seperti itu. Apakah sebegitu pedulinya dia terhadapku?? atau... ah aku tak mau ge-er duluan, mungkin saja karena memang kami sudah berteman lama, jadi dia merasa seperti saudara.

"Hei, kok bengong??" CrazYCroT menyenggolku dengan lengannya

"Ah iya, maaf ya" Hanya kalimat itu yg bisa aku ucapkan

"Ya sudah, tak usah terlalu dipikirkan, yg jelas aku tetap ingin berterima kasih padamu. Karena walaupun kau konyol dan ceroboh, kau tetap berusaha menolongku, terima kasih ya" Ujar CrazYCroT dengan nada tulus. "Tapi lain kali jangan senekat itu lagi ya non, kau itu masih cupu hahahaha..." Lanjutnya sambil tertawa keras.

"Oh ya, ada sesuatu yg ingin aku berikan padamu, tunggu di sini sebentar, jangan kemana-mana" Ujarnya seraya beranjak menjauh.

Kemudian aku memilih duduk di salah satu anak tangga teras temple. Ya disini memang tempat favoritku saat ingin bersantai bersama teman-temanku. Tapi hari ini mereka sepertinya sedang ada kegiatan masing-masing, karena tak ada satupun dari mereka yg aku lihat disekitar sini.

Tak jauh dariku, aku melihat seorang Kamael lagi sedang memperhatikanku. Melihat weapon yg ia bawa, sudah bisa dipastikan dia juga seorang Doombringer seperti CrazYCroT. Aku tak begitu memperdulikan kamael itu, aku berusaha mencari kesibukan sendiri dengan memeriksa inventory. Aku ingat kalau aku punya simpanan adena di Warehouse, tadinya aku berencana menggunakan adena tersebut untuk membeli armor dan weapon, tapi sepertinya belum cukup untuk membeli keduanya. Jadi kemungkinan aku harus memilih antara membeli weapon dulu atau armor dulu. Sesaat kupandangi Dark Crystal Robeku yg mulai lusuh, juga beberapa sword dan blunt yg biasa kugunakan hunting. Lalu sekali lagi aku melirik kearah Doombringer tadi, dan kudapati dia masih saja memandangiku, dan saat aku mencoba membalas tatapannya, kamael itu membuang muka dan langsung beranjak menghampiri gatekeeper lalu menghilang.

"Ah cemen, baru dibalas tatap begitu saja langsung kabur hehehe..” Ujarku lirih seraya terkekeh geli.

Tepat saat aku menutup inventory, CrazYCroT tiba dihadapanku. Dia tampak tersenyum sumringah padaku.

“Maaf, lama ya?” Tanyanya padaku

“Yah lumayan, tapi gk masalah kok, habis dari mana emangnya?” Ujarku balik bertanya

“Dari Warehouse, aku ingin memperlihatkan sesuatu, tapi tidak disini. Ayo ikut aku ke Rune” Ajaknya sambil bergegas menuju gatekeeper.

Lalu tanpa bertanya aku langsung menyusulnya bertelepot ke kota Rune Township. Setiba di Rune Township aku melihat CrazYCroT menghampiri rekan-rekannya yg sedang berkumpul di depan Warehouse. Aku berniat menghampiri, tapi langkahku terhenti saat mataku menangkap sosok yg tak asing bagiku. Ya ada Viecha disana, aku agak canggung jika harus berhadapan dengannya, mengingat sikapnya yg kurang bersahabat padaku. Akhirnya aku memutuskan menunggu saja di dekat gatekeeper. Lima menit kemudian CrazYCroT menghampiriku.

“Hei, kok malah diem disini, kenapa gk gabung aja disana tadi?” Tanyanya padaku

“Ah gk apa-apa, gk nyaman aja. Gk ada yg dikenal, jadi berasa asing” Jawabku jujur

“Haaiiizzz,,, kau ini, gk perlu segitunyalah mereka asik-asik kok, ya sudah yuk kita ke Clan Hallku” Ajaknya padaku

“Heh??? Ke Clan Hallmu?? Mau ngapain??” Tanyaku bingung

“Ada yg mau kawinan, hahaha… udah ikut aja nanti juga tau sendiri” Jawabnya sambil menarik lenganku

“Hah??? Siapa yg ngadain acara kawinan di Clan hall?” Tanyaku makin bingung sambil terseok mengikuti langkah CrazYCroT yg lebih panjang

“Hahahaha… dasar oon, percaya aja” Celetuknya sambil menarik kuncir rambutku
“Iiissshhh… jahil amat sih” Gumamku kesal, yg di tanggapi dengan tawa keras oleh Doombringer ini

Setiba di depan Clan Hall, CrazYCroT langsung mengajakku masuk karena pintu tidak ditutup. Memasuki Clan Hall sebuah clan besar seperti Mongol memberi kesan berbeda, mungkin karena aku terbiasa dengan Clan Hall ForeignKNIGHTs yg tampak klasik dan lebih luas. Clan Hall di sini memang berukuran lebih kecil dari milik clanku, tapi didalamnya dilengkapi dengan dua tungku perapian yg menyala serta sebuah tembikar besar dimasing-masing tungku membuat ruangan ini terasa lebih hangat. Namun tampaknya member clan lebih suka berkumpul di kota dari pada di Clan Hall ini.

“Nah sekarang apa yg ingin kau tunjukan padaku tuan Doombringer?” Tanyaku tanpa basa basi padanya

“Oh ya, yg ingin kutunjukkan padamu sebenarnya cukup sederhana kok, hanya saja aku tak mau orang lain pada tahu, karena aku gk mau nantinya jadi cerita yg aneh-aneh” Ujarnya menjelaskan padaku.

“Oke, aku mengerti, lalu???” Tanyaku lagi

“Aku mau kasih ini kekamu” Jawabnya seraya mengeluarkan sesuatu dari dalam inventory-nya, lalu meletakkan benda itu di tanganku

“Heh… ini armor???” Tanyaku kaget sambil mengamati benda yg ada ditanganku

“Yap, benar sekali. Itu satu set Dinasty Robe type Magic. Aku rasa kamu sudah cukup level untuk menggunakannya. Lagi pula Dark Crystal Robemu ini tampaknya sudah waktunya di museumkan hehehe” Ujarnya menjelaskan sambil terkekeh pelan.

“Haiiizzz… menghina bener kau” Jawabku sinis

“Eeiittss,,, jangan salah paham Sa, bukan menghina. Tapi apa kau tak kasihan sama armormu itu?” Tanyanya dengan tampang serius

“Ya ya ya ya… aku mengerti, jadi kamu kasihan nih sama temen cupumu ini, jadi mau ngasih armor baru?? Aduh makasih ya sobat, kamu perhatian sekali. Tapi maaf, aku tak suka dikasihani, mending kamu simpan aja atau kamu jual kan lumayan adenanya bisa digunakan untuk hal lain” Jawabku ketus sambil melangkah keluar dari clan hall.

“Lho… astaga..! Jangan salah paham gitu Sa, aku gk bermaksud seperti itu” CrazYCroT berusaha menahan langkahku

“Oh… lalu apa??? Kamu pikir aku gk mampu beli armor gitu?? Gk usah sombong mas bro, mungkin aku memang gk semakmur kamu, tapi aku bisa menghidupi diriku sendiri” Jawabku dengan nada tinggi.

“Haiiizzz… bukan gitu Arisa, tolonglah. Aku memberi ini tulus, bukan karena kasihan atau anggap kamu gk mampu, aku dapetin barang ini memang pengen ngasih kekamu, ya anggap aja hadiah karena kemarin kamu sudah berusaha menolongku” Ujarnya sambil mengencangkan cengkeraman tangannya dipergelangan tanganku.

“Ayolah terima Sa” Lanjutnya lagi sambil menatapku lekat, seolah ingin meyakinkan aku bahwa dia tulus.

Melihat dia yg tampak tulus akhirnya aku tak lagi punya alasan untuk menolak. Aku berusaha menepikan egoku demi seorang teman baik, walaupun aku merasa masih kurang nyaman, tapi rasanya tak adil juga jika aku harus membuatnya kecewa karena menolak pemberiannya. Satu set armor Dinasty Robe bukanlah barang yg murah saat ini. Aku yakin aku bisa membelinya sendiri suatu saat nanti, tapi jika sekarang aku memakai barang pemberian seseorang, terlebih lagi dia bukan orang asing, dia temanku sendiri, mungkin aku akan bisa lebih berhati-hati menjaga dan menggunakannya.

“Ya sudah, aku mau terima” Jawabku pelan

“Nah gitu dong, dari tadi kek, gk usah pake acara salah paham segala” Ujarnya tersenyum puas “Ya udah langsung pake gih, cakep pasti nih” Katanya seraya menyeretku masuk clan hall lagi.

“Eehhh, aku gk mau ganti disini. Aku ke Clan Hall ku aja, nanti ketemu disana, eh gk deh kamu tunggu di jembatan aja” Jawabku yakin

“Hemmmm… oke lah, aku tunggu ya?” Ujarnya mantap

Lalu aku bergegas mengambil selembar scroll escape clan hall yg ada di inventoryku. Ketika tiba di Clan Hall aku kembali mengamati satu set Dinasty Robe yg lengkap dengan sigilnya ini. Kulihat baik-baik sebelum akhirnya aku kenakan ditubuhku. Rasanya jadi berbeda, bahannya lebih nyaman ditubuh dan tidak kaku, walau agak sedikit berat. Ada juga slot untuk memasang cloak dibagian punggung. Setelah aku merasa menggunakan armor ini dengan pas, aku menggunakan Sword of Valhallaku kemudian membuka pintu clan hall, aku berjalan menuju jembatan dekat clan hall. Dari kejauhan aku sudah melihat CrazYCroT yg tengah menungguku disana. Sesampainya ditempat CrazYCroT menunggu, dia tampak tersenyum puas.

“Hemmm… gimana??? Nyaman gk dipakai??? Cocok kan??” Tanyanya padaku

“Iya pas sih, bahannya juga nyaman, hanya saja agak berat” Jawabku jujur

“Iya lah neng, ini armor grade S76, sudah ku enchant hingga ke +4 semua, mulai dari circlet sampai shoesnya, sudah kutambahkan elemen juga, makanya mungkin agak berat, tapi pertahanan fisikmu juga meningkat” Katanya menjelaskan.

“Owh.. begitu..” Gumamku sambil mengangguk tanda sudah mengerti “Terima kasih ya” Kataku tulus

“Iya sama-sama” Jawabnya dengan senyum tipis

Setelah itu hening, aku tak menemukan topik yg tepat untuk dibicarakan, begitu juga dengan CrazYCroT, ia tampak sedang berfikir, namun sekilas seperti sedang melamunkan sesuatu. Entah kenapa aku tak ingin mengusiknya. Ku pandangi saja wajahnya yg menatap lurus kearah aliran air sungai yg mengalir di bawah jembatan. Kemudian tiba-tiba saja dia memutar tubuhnya menghadapku dan ini dekat sekali, aku terkejut. Postur tubuhnya yg tinggi membuatku terdongak menatapnya sesaat, tapi kemudian aku menunduk. Aku merasakan pipiku menghangat, namun CrazYCroT malah semakin mendekatkan tubuhnya padaku sambil terus memandangiku. Saat keningku nyaris saja menyentuh dadanya, dan aku merasakan tangannya menyentuh bahuku, terdengar langkah berat dari kejauhan. Aku merasa dia seperti terkejut, lalu mengalihkan pandangannya kedepan.



“Aduuhhh… aku lupa, sore ini mau balik dreamy lagi” Ujarnya seraya menepuk jidatnya

Seketika aku langsung mundur selangkah, hal ini membuatku jadi lebih santai dari sebelumnya.

“Oh gitu ya, ya sudah siap-siap dulu sana, apa perlu aku temani?” Tanyaku

“Eh gk usah, aku sudah siapin dari kemarin kok" Jawabnya mantap

"Ah iya, aku juga ada janji hunting bareng Aisha di Primvle Isle" Ujarku yg kini juga teringat janjiku pada Aisha 

"ya sudah aku pergi dulu ya. Jaga diri baik-baik, sampai jumpa lagi. Kamu juga cepetan naikin level” Ujarnya setengah berteriak sambil berlari menjauh

*to be continue*